Kamis, 16 Agustus 2012

ESENSI PUASA DAN REFLEKSINYA

 




Bulan ramadhan adalah mementum bagi orang-orang beriman dengan serangkaian hikmah , ada yang unik , dan ada pula yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kemiskinan, kesehatan, solidaritas, bahkan ada yang justru antagonis dengan puasa.
Deskrifsi tersebut di atas, puasa dalam konteks sosio-religius memang bukan sekedar ekpresi ritual yang pengertian sementara, segala bentuk kebutuhan bilogis tetapi The highest value  puasa dalam perespektif  Islam adalah selp restrain ( pengendalian diri ). Tak Cuma itu puasa di bulan Ramadhan juga mengemban misi pendidikan dan latihan , untuk  mengawal sebelas bulan lainnya, baik sebagai sarana pengendalian terhadap gejolak hawa nafsu destuktif  , maupun sebagai ajang perombakkan sikap dan perilaku secara konstruktif.
Uniknya meski puasa dalam konsepsi islam  merupakan aktivitas  spiritual yang bertabur ajaran Prilaku dalam dimensi sosialekonomi budaya yang sangat  spektakuler,pola prilaku yang direfleksikan dalam realitas kehidupan umat dari masa kemasa sering tidak signifikanbahkan cenderung paradoksal.Dengan berpuasa berarti pengeluaran berkurang dan tabungan (saving) meningkat, tetapi yang terjadi  sebaliknya. Bahkan berpuasa cendrung segala sesuatunya adalah serba baru dan enak-enak. Kualitas nilai puasa sesungguhnya terletak pada kemampuan mengendalikan emosi deskruktif. Sehingga output  dari the highest value puasa tidak lain adalah melahirkan sikap yang konstruktif seperti jujur dan adil. Sungguh hal yang sangat ironis karena Ramadhan dengan misi luhurnya seperti ini ternyata sering tidak berbanding lurus dengan realitas kehidupan umat dewasa ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar