MULTIPLE INTELLIGENCE /
KECERDASAN MAJEMUK
Oleh : IIP IVANA,S.Pd.MM
Hari sabtu yang lalu merupakan hari yang berarti khususnya bagi siswa-siswi sekolah dari semua tingkatan karena mereka akan menerima raport hasil dari belajar mereka selama semester ganjil. Tidak ketinggalan guru–guru pun ikut disibukkan dengan merekapitulasi nilai. Saat penulis melaksanakan tugasnya ada seorang kawan guru yang mengeluhkan prestasi siswanya “Aanak ini sangat jelek nilai matematikanya” keluhnya, sang guru lupa dengan prestasi anak tersebut dia memiliki prestasi dibidang yang lainnya. Penulis menyarankan kepada sang guru tersebut untuk membaca teori kecerdasan menurut DR. Howard Gardner.
Setiap orang
mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memiliki delapan kecerdasan yaitu
linguistik, logika-matematika, interpersonal,
intrapersonal
,musikal, naturalis, visual-spasial, dan kinestestis. Setiap orang memiliki
delapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda.
Tahun 1904 Alfred Binet dkk menciptakan tes IQ pertama kali
dan memberikan opini kepada masyarakat bahwa kecerdasan itu dapat diukur secara
obyektif dan dinyatakan dalam satu angka yaitu nilai IQ.
Pada tahun 1983, Howard Gardner seorang psikolog dari
Harvard University mempersoalkan tentang makna ”kecerdasan” dan kevalidan tes
IQ.
Kritik Gardner tentang tes IQ adalah sebagai berikut :
·
Potensi kecerdasan manusia yang
dinilai melalui tes IQ terlalu sempit, test IQ tidak mampu untuk menafsirkan
kecerdasan sesuai dengan perkembangan kebudayaan.
·
Kecerdasan bukan didapat dari
keturunan (euginics), atau keunggulan budaya atau ras.
·
Kecerdasan tersebut dapat
berkembang, tidak bersifat tetap dalam bentuk nilai konstan.
·
Test IQ merupakan sebuah test
achievement, yang cenderung untuk mengetahui ketidakmampuan seorang anak.
Padahal kecerdasan anak adalah sesuatu yang dapat diketahui dengan penglihatan
anak tersebut.
·
Test IQ, test SAT (Scholatic
Aptitude Test), test WRAT (Wide Range Achievement Test) dan test Achievement
lainnya merupakan jenis test tertutup, test tradisional dan masih belum mampu
melihat kecerdasan seseorang.
·
Kecerdasan
seseorang tidak dapat dinilai dari test, yaitu sebagai tindakan yang sebelumnya
tidak pernah dilakukan atau tidak akan pernah dilakukan lagi.
·
Kecerdasan lebih berkaitan dengan
kebiasaan yang mempunyai kemampuan terhadap dua hal, yaitu (1) memecahkan
masalah dan (2) menciptakan produk-produk baru bernilai budaya.
Menurut
DR. Howard Gardner bahwa kecerdasan anak bisa dikenali sejak dini, adapun kecerdasan
tersebut antara lain :
1.
Kecerdasan linguistik
·
Komponen inti : kepekaan terhadap
bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa.
·
Berkaitan dengan kemampuan membaca,
menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat.
·
Kondisi akhir terbaik menjadi seorang
penulis, wartawan, orator, ahli politik, penyiar radio, presenter, guru, dan
pengacara.
2. Kecerdasan Matematis-logis
·
Komponen inti : kepekaan pada
memahami pola-pola logis atau numeris, dan kemampuan mengolah alur pemikiran
yang panjang.
·
Berkaitan dengan kemampuan
berhitung, menalar, dan berfikir logis, memecahkan masalah.
·
Kondisi akhir menjadi ilmuwan, ahli
matematika, ahli fisika, pengacara, psikiater, psikolog, akuntan, dan
programmer.
3. Kecerdasan Visual-Spasial
·
Komponen inti : kepekaan merasakan
dan membayangkan dunia gambar dan ruang secara akurat
·
Berkaitan dengan kemampuan
menggambar, memotret, membuat patung, dan mendesain.
·
Kondisi akhir terbaik menjadi
seniman, arsitek, ahli, strategi, pecatur, desainer, sutradara, fotografer,
montir profesional.
4. Kecerdasan musikal
·
Komponen inti : kepekaan dan
kemampuan menciptakan dan mengapresiasikan irama, pola titik nada dan warna
nada serta apresiasi untuk bentuk ekspresi emosi musikal.
·
Berkaitan dengan kemampuan
menciptakan lagu, mendengar nada dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
·
Kondisi akhir menjadi komposer,
penyanyi, pemain musik, pencipta lagu.
5. Kecerdasan kinestetis
·
Komponen inti : kemampuan mengontrol
gerak tubuh dan kemahiran mengolah objek, respon dan reflek.
·
Berkaitan dengan kemampuan gerak
motorik keseimbangan.
·
Kondisi akhir terbaik menjadi
olahragawan, penari, pematung, aktor, dokter bedah.
6. Kecerdasan Interpersonal :
·
Komponen inti : kepekaan mencerna
dan merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan
orang lain.
·
Berkaitan dengan kemampuan bergaul
dengan orang lain, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi negosiasi,bekerja
sama, mempunyai empati yang tinggi.
·
Kondisi akhir terbaik menjadi
konselor, politikus, pemimpin, inovator.
7. Kecerdasan intrapersonal
·
Komponen inti : memahami perasaan
sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri.
·
Berkaitan dengan kemampuan mengenali
diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri,
sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup.
·
Kondisi akhir terbaik menjadi
psikoterapis, pemimpin agama, penasehat, filosof.
8. Kecerdasan naturalis
·
Komponen inti : keahlian membedakan
anggota-anggota spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan
antara beberapa spesies baik secara formal maupun non formal.
·
Berkaitan dengan kemampuan meneliti
gejala-gejala alam, mengklasifikasi, identisifikasi.
·
Kondisi akhir terbaik : peneliti
alam, ahli biologi, dokter hewan, aktivis binatang dan lingkungan.
Demikian ulasan penulis mengenai
kecerdasan majemuk yang diambil dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.
Penulis adalah Pemimpin Redeaksi
Buletin Edukasi
PGRI
Cabang Cipanas Kabupaten Cianjur
dan sebagai
praktisi pendidikan.